Search This Blog

Monday, March 7, 2011

kadO buaT aiE

Betapa cepat waktu berlalu. Kita telah melalui masa-masa suka dan duka bersama sebagai pasangan suami istri, yang saling melengkapi, saling menggenapi. Kita tersenyum bersama mengingat masa-masa awal kita bertemu pertama kali dulu serta perjalanan kehidupan pernikahan kita yang penuh dinamika. Indah, lucu, getir dan juga mengesankan.



kamU tertawa pelan ketika Q menceritakan kembali bagaimana aku jatuh cinta secara spontan hanya dari bening MatamU,juga ketika aku mengisahkan "bela-belain" menjadi tukang ojek PAYUNG demi menemuimu di pabriK panasonic tempat kita bekerja dan bertemu dulU.dan ketika Q gunakan kain saruNG (selimut) sebagai hordeng rumah kita duLu,dan bagaimana perjuangan kita memperoleh anak yang sudah kita dambakan selama 1 tahun.dan tentu tak lupa aksi-aksi lucu menggemaskan buah cinta kita ( Raka putra ariL )



Pada saat yang sama, air matamu mengalir ketika kuceritakan pengorbanan menggadaikan cincin kawin di masa awal pernikahan.atau ketika Raka, anak pertama kita mesti dirawat lama di rumah sakit 4 hari setelah di lahirkan.(jangan nangis ya dE )Semuanya terangkum dalam rangkaian indah yang mewarnai seluruh perjalanan cinta kita.Ya, memang demikianlah, cinta adalah mengalami. Merasakan. Mendalami.dan Meresapi.



Istriku sayang,

Aku ingin menceritakan kembali padamu sebuah kisah menarik dari cerpen O'Henry (nama pena dari William Sidney Potter) berjudul "The Gift of Magi". Diceritakan pada cerpen yang dipublikasikan pertama kali tahun 1906 tersebut, sepasang suami istri yang hidup miskin, James dan Della yang saling mencintai satu sama lain bermaksud memberikan hadiah terindah bagi pasangan masing-masing di hari Natal. Sayang mereka tak memiliki uang. Akhirnya Della menjual rambutnya yang indah dan hitam mengkilat untuk membeli rantai emas pelengkap jam tangan emas kebanggaan James. Tak disangka-sangka, James justru menjual jam tangan emasnya untuk membeli sisir berhiaskan mutiara untuk rambut hitam mengkilat sang istri. Hilang sudah harta berharga yang mereka miliki menjadi barang yang tak berguna.



Namun, apa yang ingin dikatakan O'Henry dalam cerpen ini memiliki makna sangat dalam. Bahwa hadiah cinta, ketulusan dan kasih yang mendalam jauh lebih berharga dari sekedar sisir mutiara atau rantai emas. Mereka boleh saja menjadi lebih miskin, namun peristiwa ini membuat jiwa mereka lebih kaya.



Aku teringat peristiwa serupa ketika kita pernah menggadaikan kedua cincin kawin yang kita miliki di masa awal pernikahan dan dengan lapang dada sembari saling pandang satu sama lain ditengah-tengah kepulan asap penggorengan sambal goreng kentang ,cinta itu mengalir deras dari kedua kelopak matamu seperti kamupun melihat kasih yang menggelora memancar dari mataku.



Setelah6 tahun berlalu, kita kembali menapak tilas perjalanan cinta kita.Berkaca pada cermin diri dan berjanji bersama untuk tetap berkomitmen memeliharanya secara intens dan berkelanjutan.



Aku bersyukur kepada Allah SWT menjalani kehdiupan pernikahan yang indah bersamamu dan juga anak kita.

Jalan panjang dan terjal terbentang dihadapan kita, istriku sayang. Tapi yakinlah, bersamaku, kita akan melewati semuanya dengan penuh keyakinan dan ketegaran. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan menjaga kita dalam menempuh perjalanan itu.

Terimakasih telah menjadi istri yang hebat untukku dan ibu yang luar biasa buat anak kita selama ini.



Selamat uLang taOn istrikU ( anggari Lestari )

No comments:

Post a Comment